Kabupaten Garut sebagai daerah agraris merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Potensi pertanian yang dimiliki mampu memberikan sumbangan langsung dalam pembentukan PDB dan PDRB, penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor dan penekanan inflasi. Sertor pertanian juga memberikan sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain.
Kontribusi Sektor pertanian, terutama sub sektor tanaman pangan dan hortikultura ditunjukkan secara nyata dalam PDB dan PDRB sebesar 47,14 % yang pada akhirnya memberikan andil dalam pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 3,43%. Komoditi tanaman pangan dan hortikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Garut antara lain adalah padi, palawija, sayuran, buah – buahan, tanaman perkebunan baik tanaman tahunan maupun semusim.
Pada sisi pengembangan potensi, Kabupaten garut memiliki kawasan pengunungan yang cukup mendukung bagi penanaman buah-buahan termasuk buah stroberi yang sekarang menjadi produk unggulan selain buah jeruk keprok garut yang menjadi kebanggaan Kabupaten garut.
Pengembangan perkebunan stroberi ada di kecamatan malangbong Desa Baru II Kabupaten Garut sangat merubah bagi kesejahtraan para petani yang tadi nya hanya mengandalkan palawija dan hasil hutan sekarang para petani berubah pola tanaman dengan menanam buah stroberi yang dirasakan sangat menjajikan dibanding dengan menanam palawija atau hasil hutan dengan di dukung dengan kondisi alam yang sagat sejuk dengan Suhu udara optimum 17 - 20 C dan suhu udara minimum antara 4 - 5 C, Kelembaban udara (RH) 80 - 90%. Penyinaran matahari 8 - 10 jam/hari,Curah hujan berkisar antara 600 - 700 mm/tahun.luas areal juga masih sangat luas karena disana ada kawasan gunung merapi yang disebut gunung karaha.,menyadari hal ini Pemerintah Kabupaten Garut, dalam hal ini Dinas Pertanian, tidak tinggal diam. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan petani, dilakukanlah penanaman buah stroberi karena dianggap penanaman buah stroberi akan menjadikan pendapatan petani sangat meningkat karena dengan menanam buah stroberi petani tidak perlu memerlukan biaya yang tinggi dan luas lahan yang luas.
Tanaman stroberi bukan tanaman asli Indonesia namun berasal dari daerah pegunungan Chili dan dikenal dengan nama latin Fragaria chiloensis. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim subtropis. Meskipun demikian, untuk Indonesia yang beriklim tropis stroberi sudah banyak dibudidayakan di dataran tinggi yaitu sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut.
Tanaman Stroberi adalah tanaman merambat yang saat ini semakin popular untuk dikembangkan.Daya tarik buah stroberi terletak pada buahnya yang mencolok,dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Budidaya stroberi pada mulanya didominasi daerah atau Negara beriklim subtropik,akan tetapi sering perkembangan ilmu dan teknologi pertanian,maka stroberi dapat berkembang di daerah beriklim tropis.Di Indonesia, sebagian besar tanaman stroberi di tanam dalam skala kecil ole petani pada derah dataran tinggi seperti Rancabali, Ciwidey, Cipanas, Lembang, Malangbong ,produksi umumnya masih rendah terutama milik petani,maka diperlukan pembudidayaan yang lebih intensif.
Penerapan teknologi budidaya stroberi di beberapa lokasi sentra produksi belum sepenuhnya dilakukan oleh petani secara baik dan benar.Hal ini disebabkan kurang nya pengetahuan,keterampilan, dan informasi yang diperoleh oleh petani maupun petugas serta belum dikuasainya teknologi budidaya stroberi secara benar sehingga berpengaruh juga bagi kuwalitas (mutu) dan kuwantitas (jumlah) produksi stroberi dalam menghadapi era globalisasi perdagangan bebas.
Sumber Dinas Pertanian Kabupaten Garut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar