Senin, 14 November 2011

MEMBUAT RAMUAN PESTISIDA NABATI

Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih ringan dibanding pestisida sintetis, di mana harga pestisida sintetis di era sekarang lebih mahal. Pestisida nabati/ alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita. Pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas.

Dari sisi lain pestisida alami/ nabati, mempunyai keistemewaan yang bersifat mudah terurai di alam, sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat lebih aman dan nyaman, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu (bersifat kontak) dan setelah hamanya terbunuh, maka residunya akan cepat menghilang di alam.
Dengan demikian, tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. Penggunaan pestisida nabati dimaksudkan bukan untuk meninggalkan dan menganggap tabu penggunaan pestisida sintetis, tetapi hanya merupakan suatu cara alternatif agar pengguna tidak hanya tergantung kepada pestisida sintetis dan agar penggunaan pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga kerasakan lingkungan yang diakibatkannyapun diharapkan dapat dikurangi dan waktunya kerasakan lingkungan dapat diperlambat pula.
Kegunaan Pemakaian Pestisida Nabati : Untuk meminimalkan pemakaian pestisida sintetis sehingga dapat mengurangi kerasakan lingkungan; Untuk mengurangi biaya usahatani yang mana bahan pestisida nabati mudah didapat yang tumbuh di sekitar kita dan mudah dibuat oleh siapapun khususnya para petani; Tidak membahayakan kesehatan bagi manusia dan ternak peliharaan.
Manfaat Pestisida Nabati - Sebagai bahan kimia dari tumbuhan; Dapat digunakan sebagai agen pengendalian hama; Bersifat mematikan hama dengan cepat; Bersifat sebagai zat menghambat perkembangan serangga/hama; Bersifat sebagai zat pemikat; Bersifat sebagai zat penolak; Bersifat sebagai zat penghambat makan.

Ramuan Pestisida Nabatidan Aplikasinya
1.       Ramuan untuk mengendalikanhama wereng coklat
Bahan: daun sirsak 1 genggam; rimpang jeringau 1 genggam; bawang putih 20 siung; sabun colek 20 gram; air 20 liter.
Cara membuat - Daun sirsak, rimpang jeringau, bawang putih ditumbuk halus. Seluruh bahan dicampur dengan sabun colek kemudian direndam dalam 20 liter air selama 2 hari. Keesokan harinya larutan tersebut disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter larutan hasil saringan dapat diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan pestisida inisiap digunakan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
Aplikasi - Semprotkan cairan ke tanaman yang terserang hama wereng coklat. Hama ini biasanya terdapat di tanaman padi bagian batang bawah.
2.Ramuan untuk mengendalikan hama belalang dan ulat
Bahan : daun sirsak 50 lembar; daun tembakau 1 genggam; sabun colek 20 gram; air 20 liter.
Cara membuat - Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus. Seluruh bahan diaduk rata dalam 20 liter air lalu diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring. Larutan hasil saringan diencerkan dengan air sebanyak 50-60 liter. Larutan siap digunakan.
Aplikasi - Semprotkan cairan tersebut ke tanaman yang terserang atau langsung pada hama yang terdapat di tanaman.
3.     Ramuan untuk mengendalikan hama wereng coklat, penggerek batang, nematoda   
Bahan : biji mimba 50 gram; alkohol 10 cc;  air 1 liter. 
Cara membuat - Biji mimba ditumbukhalus dan diaduk dengan 10 cc alkohol lalu diencerkan dengan 1 liter air. Larutan          diendapkan semalam. Keesokan harinya     larutan disaring.              
Apilkasi - Semprotkan cairan tersebut pada tanaman yang terserang hama atau pada
hamanya langsung. Hama tidak langsung mati segera setelah disemprot dengan larutan biji mimba, tetapi memerlukan waktu antara 2-3 hari baru mati.
4.Ramuan untuk mengendalikan hama Rodentia
Bahan : umbi gadung 1 kg; dedak padi/ jagung 10 kg; tepung ikan 1 ons; kemiri sedikit/secukupnya; air sedikit/secukupnya.
Cara membuat - Umbi gadung dikupas, lalu dihaluskan. Semua bahan dicampur, diaduk rata, dan dibuat dalam bentuk pelet kering. Perbandingan antara umbi gadung dan campuran bahan lain adalah 1 :10.
Aplikasi - Pelet-pelet dari umbi gadung tersebut ditebarkan di pematang, di sarang/ mulut lubang tikus atau di jalan-jalan yang biasanya dilewati tikus.

Sumber : Diperta Kab Jember--Sugianto
Penulis : Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar