Kementerian Pertanian mengakui sulit mencapai target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. Sebab, masih harus membenai tingkat produksi beras lokal.
"Kalau kita mau mengejar 2014 surplus, itu mengandalkan ekstensifikasi, ini juga saya tidak terlalu yakin juga. Karena itu kan tidak instan karena akan nyetak sawah baru, sediakan irigasinya, uji coba lahan, ini macam-macam," ujar Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurutnya, peningkatan produksi melalui ekstensifikasi bakal mengalami kesulitan berupa pengadaan lahan, terutama di Pulau Jawa yang sebagian besar telah beralih lahan.
"Ekstensifikasi ini kan artinya pencetakan sawah baru itu tidak mungkin di Jawa. Kalau di Jawa yang ada bukan sawah baru, malah sawah yang lama hilang karena alih fungsi. Ini hanya memungkinkan di luar Jawa," paparnya.
Kendati demikian, peningkatan produksi masih bisa direalisasikan dengan menjaga kesuburan tanah. "Presiden tadi mengatakan itu peningkatan produksi dan produktivitas, kalau sudah bicara produktivitasnya itu bicara kesuburan lahan, pupuk berimbang, manajemennya dan sebagainya, itu meningkatkan pertaniannya," jelas Rusman.
Ia menyatakan, target surplus 2014 sebesar 10 juta ton merupakan akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan surplus total pada tahun tersebut saja.
"Sekitar 68 juta ton (untuk 2012), kalau ada surplus beras misalnya tahun 2011 kemarin ada stok 2 juta itu barangnya harus ada, kalau di tahun 2012 ada stok 2 juta itu dia pindah ke 2013 karena ada kelebihan. Nah di 2013 ada akumulasi kelebihan stok. Nah, yang namanya surplus beras 10 juta ton itu bukan terjadi di satu tahun tertentu," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar